Pembangunan Rendah Karbon

Kolaborasi Traction Energy Asia dan Kabupaten Trenggalek untuk Pembangunan Rendah Karbon

Foto tim Traction dan tenaga ahli bersama jajaran pemerintah daerah Kabupaten Trenggalek.

Sebagai bagian dari upaya Traction Energy Asia dan Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk mengintegrasikan strategi pembangunan rendah karbon ke dalam perencanaan pembangunan daerah, kegiatan diseminasi data telah dilaksanakan pada tanggal 29-30 April lalu. Kegiatan ini terdiri dari tiga rangkaian utama: diseminasi data teknokratik, focus group discussion (FGD), dan bimbingan teknis integrasi kebijakan pembangunan rendah karbon.

Adapun beberapa ahli di bidangnya yang dihadirkan pada kegiatan tersebut adalah Dr. Ardi Adji,Dosen Ilmu Ekonomi, yang membahas mengenai Tabel Input – Output (IO) Lingkungan 52 Sektor. Firman Afrianto, Praktisi Perencanaan Wilayah Kota, yang memberikan Tinjauan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) sekaligus Rekomendasi RTRW Lestari. Pemaparan baseline Emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dilakukan oleh Puspa Widyarini, spesialis bidang lingkungan Traction Energy Asia. Pada akhirnya, Prof. Firmansyah, PhD, memberikan rumusan dan memimpin berjalannya Focused Group Discussion (FGD) untuk menghasilkan Strategi Pembangunan Daerah Rendah Karbon berdasarkan data yang telah dipaparkan.

Paparan dari Dr. Ardi menemukan bahwa untuk menumbuhkan ekonomi sembari menurunkan emisi GRK, sektor yang memberikan output seperti pendapatan dan tenaga kerja yang tinggi perlu didorong dan dikembangkan. Dalam hal ini, administrasi pemerintahan serta pengadaan air & pengelolaan limbah menjadi beberapa sektor yang perlu mendapatkan dukungan agar meningkat. Di sisi lain, angkutan darat menjadi sektor yang memiliki emisi GRK tertinggi, sehingga perlu dipertimbangkan dalam melakukan reduksi.

Sementara itu, Firman melakukan penelitian yang berfokus kepada pengembangan wilayah yang berkelanjutan dan rendah karbon dengan pendekatan spasial, sosial, dan lingkungan hidup. Secara garis besar, RTRW Kabupaten Trenggalek perlu melakukan penguatan pusat-pusat pertumbuhan baru yang ramah lingkungan, Infrastruktur hijau dan biru. Tujuannya adalah untuk menciptakan tata ruang yang inklusif, adaptif bencana, dan mendukung ekonomi hijau.

Di sisi lain, Puspa melakukan diseminasi data jumlah emisi GRK dari empat sektor utama, yaitu sektor energi, industri, AFOLU, dan limbah dengan tujuan untuk memilih langkah yang tepat dalam menentukan aksi mitigasi terhadap penghasilan emisi GRK di Kabupaten Trenggalek. Secara garis besar, ia menyarankan untuk melakukan aksi mitigasi sektoral. Beberapa contoh kebijakan yang dapat diberlakukan untuk mendukung tujuan tersebut adalah penggunaan energi terbarukan, pertanian ramah lingkungan, pengelolaan limbah yang lebih baik, aforestasi dan reboisasi hutan, serta mengikuti siklus perencanaan aksi mitigasi.

Dari semua pemaparan data dari berbagai dimensi dan disiplin ilmu tersebut, Prof. Firmansyah memberikan enam usulan strategi kebijakan sektoral yang bisa digunakan oleh Kabupaten Trenggalek dalam mendorong pembangunan rendah karbon. Enam kebijakan yang diusulkan tersebut di antaranya adalah strategi pelembagaan agribisnis yang lestari, industri lestari, iklim usaha kondusif untuk perdagangan lestari, pengembangan transportasi lokal yang ramah lingkungan, pemasyarakatan pola hidup hemat energi, serta pengolahan limbah domestik secara terpadu.

Setelah melakukan diseminasi data secara komprehensif dari berbagai dimensi, rangkaian kegiatan berlanjut hingga hari kedua. Pada hari berikutnya, dilakukan bimbingan teknokratik untuk mendukung pembangunan rendah karbon di Kabupaten Trenggalek. Traction menghadirkan seorang tenaga ahli perencanaan pembangunan daerah, yaitu Doddy Afianto. 

Pada sesi pertama, Doddy Afianto memberikan bimbingan kepada pemerintah daerah Kabupaten Trenggalek, Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), beserta jajarannya. Materi yang disampaikan membantu peserta untuk dapat melakukan integrasi program pembangunan daerah yang rendah karbon ke dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Sesi dilanjutkan dengan pemaparan materi yang membahas tentang integrasi Rencana Aksi Daerah (RAD) yang rendah karbon ke dalam dokumen Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD).

Kegiatan diseminasi data, FGD, dan bimbingan teknokratik yang diselenggarakan oleh Traction Energy Asia bersama Pemerintah Kabupaten Trenggalek merupakan langkah awal yang konkret menuju pembangunan rendah karbon dan pengembangan bioekonomi daerah yang berkelanjutan. Melalui integrasi data teknis, pemetaan spasial, serta perumusan strategi berbasis ilmu pengetahuan, Trenggalek memperlihatkan komitmen yang kuat dalam merancang masa depan daerah yang inklusif, adaptif, dan lestari. Ke depan, implementasi strategi ini akan sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor dan konsistensi dalam perencanaan kebijakan. Traction mengajak seluruh pihak—pemerintah pusat, pemerintah daerah, akademisi, praktisi, dan masyarakat sipil—untuk bersama-sama mengawal demi mewujudkan Indonesia yang lebih hijau, tangguh, dan berdaya saing.

Article written by

tractionAdmin

Enjoying this article?

Relevant Articles

Posted: April 8, 2022

Minyak Goreng Bekas Berpeluang Hasilkan Biodiesel Rendah Emisi

Jakarta, Gatra.com- Indonesia mengembangkan biodiesel sebagai upaya peralihan dari sumber energi fosil ke energi baru dan terbarukan, sekaligus untuk mengurangi

Posted: April 18, 2021

Jangan Buang Minyak Jelantah, Bisa Jadi Bahan Baku Biodiesel yang Menguntungkan

  Liputan6.com, Jakarta Minyak jelantah atau minyak goreng bekas pakai ternyata berpotensi memenuhi kebutuhan biodiesel nasional hingga 32 persen. Minyak

Posted: April 3, 2023

Transisi Energi yang Adil, Bukan Sekedar Menurunkan Emisi Karbon

VISI.NEWS | JAKARTA – Transisi Energi yang Berkeadilan (atau Just Energy Transition) sangat penting diterapkan dalam upaya menurunkan Emisi Gas